Rochmatul Ummah |
Zaman sudah maju dan modern. Apapun bisa dilakukan secara digital, termasuk saat akan berinvestasi sekalipun.
Penulis: Rochmatul Ummah
Mahasiswa Akuntansi
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA)
TAPI, banyak orang takut berinvestasi saat ini. Apalagi via digital. Ada ketakutan mereka akan merugi. Maka, solusinya adalah, berinvestasilah dengan bijak dan cerdas.
Minimnya minat berinvestasi digital, juga dipengaruhi adanya pemikiran bahwa harus memiliki modal yang besar. Padahal, itu tidak melulu. Sebab, ada banyak instrumen investasi, sekalipun modal receh.
Ketakutan selanjutnya adalah, investasi itu rumit dan perlu pengetahuan khusus. Konon, harus ahli atau mahir teknologi. Padahal, tidaklah demikian.
Justru, dengan berinvestasi digital, prosesnya akan kian mudah. Pun, semua fitur-fiturnya dapat dipelajari lebih awal sebelum memanfaatkannya.
Di tengah gempuran teknologi saat ini, berinvestasi secara digital adalah salah satu pilihan.
Namun. Itu tadi, harus bijak dan cerdas dalam berinvestasi. Rekomendasinya yakni, calon investor idealnya harus menggali informasi sebanyak-banyaknya lebih dulu, barulah memutuskan untuk memulai menanam modal
Investasi adalah sebuah aktivitas menyimpan atau menempatkan dana pada periode tertentu dengan harapan penyimpanan tersebut akan menimbulkan keuntungan atau peningkatan nilai investasi.
Seorang yang berinvestasi disebut dengan investor atau penanam modal. Investasi terbagi menjadi 2 yaitu ada Investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.
Pertama Investasi jangka pendek yaitu investasi yang biasanya kurang dari tiga tahun yang kemudian dapat dikonversikan dengan uang atau jual. Contohnya obligasi jangka pendek, sertifikat deposito, pasar saham.
Kedua investasi jangka panjang yaitu investasi yang membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun. Investasi jangka panjang sangat cocok apabila hendak menabung untuk tujuan yang cukup lama, Contohnya menikah, dana pensiun dan biaya pendidikan.
Namun ketika memutuskan mengambil investasi jangka panjang pastikan tidak akan mengambil dana sebelum tiga tahun. Contoh investasi jangka panjang reksadana yang bersifat agresif dengan nilai pengembalian tinggi.
Investasi ibaratnya seperti menanam pohon. Jadi jangan menunggu sudah mapan baru berinvestasi, tetapi berinvestasilah agar menjadi mapan dengan selalu mencari tahu cara investasi yang tepat.
Oleh karena itu kita dapat melakukan investasi sedini mungkin. Tidak kalah penting yaitu menentukan niat dan tujuan dalam berinvestasi. Ada baiknya investasi dilakukan dalam jangka panjang dengan tujuan agar dapat bebas finansial ketika sudah lanjut usia.
Macam-macam jenis investasi yaitu ada:
Deposito adalah investasi berjangka. Jadi jika kita menyimpan uang dalam jumlah waktu tertentu, maka akan mendapatkan bunga.
Namun kita tidak dapat mencairkan uang sebelum mencapai jangka waktu yang disepakati.
Saham maksudnya yaitu ketika kita membeli saham di bursa saham, setelah itu kita akan mendapatkan sekian persen hak kepemilikan sebuah perusahaan. Pembagian keuntungan disesuaikan dengab persentase kepemilikan saham.
Cryptocurrency atau macam investasi pada mata uang digital. Uang digital tidak memiliki bentuk fisik, namun dapat mencarinya ke dalam mata uang rupiah atau dollar.Meskipun menggiurkan,tidaklah mudah untuk seorang menambang bitcoin.
Obligasi adalah macam investasi yang hamper mirip dengan saham. Bedanya hasil yang didapatkan lebih dinamis, jumlah uang yang didapatkan cenderung lebih pasti.
Emas adalah salah satu investasi riil atau berbentuk fisik yang sangat digemari. Emas jadi salah satu menarik karena memiliki resiko yang cukup rendah.
Prpoerti adalah salah satu macam investasi berbentuk fisik selain emas, investasi ini memiliki benda fisik yang nyata.
Reksadana adalah investasi dimana dana dikumpulkan dari beberapa investor menjadi satu kemudian diinvestasikan pada macam pasar modal.
Jangan mengabaikan inflasi adalah cara investasi yang patut untuk dihindari. Jika mengabaikan inflasi dalam memilih sarana investasi jangka panjang, bisa jadi investasi mengecil daya belinya.
Menurut laporan dari Bank Indonesia, pada Agustus 2013, Indonesia mengalami inflasi sebesar 8.79% dan pada Juli 2013 sebesar 8.61%.
Artinya, jika kita menanamkan uang di Bank BUMN Deposito yang memberikan buanga 5.46% untuk satu tahun, atau bahkan di Bank Swasta non-devisa (yang terkenal dengan suku bunga yang tinggi) 7.21% untuk satu tahun, berarti memiliki resiko inflasi yakni nilai tunai akan berkurang oleh inflasi.
Mayoritas orang, investasi saham atau reksadana adalah salah satu cara untuk bersaing dengan inflasi. Perlu diperhatikan bahwa nilai saham bisa naik dan turun kapan saja. Hal itu karena saham investasi yang paling beresiko.
Namun saham memberikan potensi keuntungan yang paling besar dan telah secara konsisten melampui inflasi sejak tahun 1940-an.
Pilihlah investasi yang Tepat adalah cara berinvestasi yang harus menyesuaikan dengan tujuan dan kemampuan secara finansial.
Ada berbagai jenis investasi yang dapat kita temukan di pasar saham. Saham, obligasi, deposito, dan lainnya. Setiap jenisnya memiliki kelebihan dan keuntungannya masing-masing, dan tentunya dengan kisaran risiko yang juga berbeda.
Urutan dari jenis risikonya dan imbalannya tertinggi adalah saham, reksadana, obligasi, dan terakhir deposito. Untuk berinvestasi saham, kuatkan mental dan pelajari lebih mendalam tentang seluk beluk berinvestasi saham secara komprehensif untuk mengetahui resikonya.
Salah satu cara yang tepat agar dapat mengetahui cara berinvestasi yang tepat adalah dengan mengikuti workshop tentang investasi atau berkonsultasi dengan para expert yang sudah berpengalaman.
Adanya pilihan jenis investasi menguntungkan di era sekarang inj juga menuntut untuk bisa memilih prioritas terbaik untuk menetukannya.
Tentukan prioritas dengan segala rekomendasi cara berinvestasi yang sudah didapatkan. Ketika berinvestasi harus memiliki plan kedepan yang rinci dan jelas, disertai keuntungan dan risiko yang harus dihadapi. Maka dari itu, belajar untuk memuat prioritas dari saat ini juga sangat diperlukan.
(*)
Sumber:
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/cara-berinvestasi-yang-baik-dan-benar-agar-tidak-rugi
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/tujuan-investasi-yang-baik-seperti-apa