Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Nana Sudjana, mengunjungi anggota Polres Luwu Aipda Haerul di RSKD Dadi, Jl Kantor Daeng Pasewang, Makassar, Senin (17/10/2022) malam. |
Sebaran, Makassar - Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Nana Sudjana, mengunjungi anggota Polres Luwu Aipda Haerul di RSKD Dadi, Jl Kantor Daeng Pasewang, Makassar, Senin (17/10/2022) malam.
Dari kunjungannya itu, Nana Sudjana memastikan jika oknum polisi yang terlibat aksi coret-coret dengan tulisan 'Sarang Pungli-Sarang Korupsi'.
di Kantor Polres Luwu tersebut, benar mengalami gangguang jiwa.
Kehadiran Irjen Pol Nana disambut Direktur RSKD Dadi dr Amran Bausat dan dokter jaga pasien.
Dalam kesempatan itu, Irjen Nana Sudjana menanyakan kondisi terkini Aipda Haerul.
Setelah itu, Irjen Nana Sudjana melihat langsung kondisi Aipda Haerul di dalam kamar khusus perawatan.
Usai menjenguk Aipda Haerul, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan anggotanya itu kerap menunjukkan gelagat aneh saat menjalankan tugas di Mapolres Luwu.
"Dari hasil penelusuran rekam jejak memang beberapa kali ketika apel ini ada seperti gangguan kejiwaan atau depresi dari yang bersangkutan," kata Irjen Pol Nana Sudjana.
"Ketika apel teriak teriak dia, dan ketika di masjid pun demikian langsung berdiri dan teriak. Jadi seperti ada gangguan kejiwaan," sambungnya.
Puncaknya pada 15 Oktober kemarin, Aipda Haerul mencoret-coret tembok Mapolres Luwu dengan tulisan 'Sarang Pungli -Sarang Korupsi'
"Makanya kami dengan masalah ini, pada kejadian tanggal 15 Oktober kemarin kami mengambil satu langkah untuk mengamankan yang bersangkutan," ujarnya.
Tidak hanya itu, Irjen Pol Nana mengaku telah mengetahui rekam jejak medis Aipda Haerul yang kerap berobat terkait dugaan gangguan kejiwaan.
"Dari rekam medis dari tahun 2021 ini sudah beberapa kali berobat terkait dengan kejiwaan yg bersangkutan. Terakhir 22 Februari 2022, setelah (itu) kesini," bebernya.
Tidak hanya itu, Aipda Haerul lanjut Irjen Nana juga kerap mengganggu teman-teman sejawat di kantor.
"Dari rekam jejak yang timbul kadang-kadang teriak dan mengganggu teman-teman dinasnya," terang Nana.
Atas kondisi itu, Aipda Haerul yang sebelumnya bertugas sebagai Kanit Tindak Pidana Korupsi pun dimutasi.
"Jadi oleh kapolres yang bersangkutan berdinas di Tipikor Satreskrim dimutasi ke Kaudokkes polres, ini rupanya menimbulkan ada rasa tidak puas kemudian ini yang menimbulkan ada rasa dengan tulisan sarang pungli dan sarang korupsi," tuturnya.
Sebab, ia masih dalam proses observasi tim dokter RSKD Dadi untuk menentukan diagnosis yang dialami.
Pengakuan Aipda Haerul terkait penghargaan yang diraih telah didengar Kapolres Luwu AKBP Arisandi.
"Dulu katanya memang seperti itu (berprestasi), saya juga belum lihat penghargaannya. Tapi, berdasarkan cerita teman-temannya, memang dia (berprestasi) entah apakah itu salah satu triggernya juga," kata Arisandi ditemui seusai kunjungan Kapolda Sulsel.
Cerita lain yang diperoleh Arisandi, Haerul mulai mengalami 'gangguan' setelah ayahnya meninggal dunia pas puncak-puncak kasus Covid-19 2020-2021 lalu.
"Teman-temannya yang lain cerita, puncaknya itu pas Covid, bapaknya. Disitu dia mungkin titik awal depresi," ungkap Arisandi.
Arisandi melanjutkan bahwa pada dasarnya kita bukan anti kritik, Sdr. Haerul kita rujuk ke RSKD Dadi Makassar demi kepentingan pengobatannya dan perbaikan kondisi kejiwaannya.
"Terlepas dari benar tidaknya coretan yang bersangkutan di dinding Mapolres Luwu, kita terbuka untuk dikritik atau dikoreksi demi perbaikan pelayanan Polres Luwu kepada masyarakat",Tegas AKBP Arisandi.