Ngopi bareng |
Laporan: Edy Basri
CUKUP lama baru kami bertemu lagi. Kalau tidak salah, hampir tiga tahun lamanya. Ada-ada saja yang menghalangi. Sibuk dan tentu COVID-19 yang pernah memandemi.
Istilah anak muda yang pernah trending, lama sekali baru berjumpa, pas berjumpa eh tidak lama
Kawan rasa saudara saya ini, Andi Mull Makmun, Anwar Faturusi dan Suwandi datang ke Sidrap dengan mengendarai sedan vios. Warna mobilnya unik, cantik sekali.
Begitu tiba, pak ketua -- begitu saya akrab menyapa Andi Mull Makmun, langsung memelukku. Pelukan layaknya kakak baru berjumpa adiknya yang lama terpisah. Rasanya, adem sekali.
Terakhir kali saya dan Andi Mull Makmun bersua 10 Januari 2020 di Kota Soppeng. Itupun kami tidak berlama-lama disana karena harus melanjutkan kegiatan rapat kerja di Pamandian Alam Lejja Soppeng.
Kebetulan saat itu, saya masih menjabat Ketua PWI Sidrap-Enrekang. Sementara Andi Mull Makmun menjabat Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Soppeng.
Bedanya, Andi Mull Makmun masih menjabat organisasi itu hingga sekarang, sementara saya sudah tidak lagi. SK saya dicabut 6 bulan setelahnya karena dianggap belum cukup umur untuk menjadi ketua kala itu. Entahlah.
Tapi saya bersyukur, karena ternyata, jabatan juga, bukanlah segalanya. Bukan syarat formil untuk bisa duduk semeja dengan tokoh-tokoh pers. Maksud saya Ketua IWO Soppeng dan yang lainnya. Alhamdulillah, kami tetap dipertemukan oleh yang maha kuasa.
Ibarat kunjungan balasan, kali ini Andi Mull Makmun mendatangi saya di Sidrap. Beliau datang dengan dua orang pejabat penting IWO Soppeng lainnya. Namanya, Anwar Faturusi dan Suwandi.
Momen itu kian berkesan setelah sejumlah rekan seprofesi di Sidrap, Fery Sirajuddin, Asmaruddin, Ersan dan Hamka Pakka, ikut bergabung.
Meski pun tergolong singkat, tapi pertemuan kami di Sidrap, cukuplah mengesankan. Sangat berkualitas menurut saya. Andai saja itu lomba, maka saya bisa pastikan, ratingnya pasti bagus, tidak setara dengan angka 100.
Bukan karena kopi susu (kopsus), bukan pula karena hidangan nasu palekko (makanan khas di Sidrap) yang membuatnya sulit move on. Melainkan, kondisi jalan poros Soppeng-Sidrap. Maaf, kalau saya boleh jujur, kondisinya sangat jelek
Ya, seperti judul tulisan saya di atas, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian
Artinya, meskipun perjalanan Andi Mull Makmun bersama rombongan mendapatkan guncangan keras selama di perjalanan, namun rasa puyeng itu, akhirnya sirnah juga setelah kami saling bertemu.
Sebelum kami lunch bersama dengan menikmati makanan ala kadarnya di La Bugis, salah satu warung itik terkenal di Sidrap, kami banyak menghabiskan waktu bersama di Kedai Ruby Pangkajene.
Banyak hal yang kami diskusikan di Kedai Ruby milik Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sidrap, Andi Muhammad Yusuf Ruby itu. Terutama seputar perkembangan organisasi pers di dua daerah bertetangga, Sidrap dan Soppeng.
Saya katakan, organisasi pers di Sidrap sudah sangat berkembang, bahkan sudah banyak sekali organisasi pers di Bumi Nenek Mallomo itu.
Beda dulu, hanya ada satu organisasi pers, yakni PWI. Sekarang ini sudah banyak sekali, seperti misalnya Join, FPII, Ajoi dan masih banyak lagi lainnya.
Saya tidak menyebut nama IWO karena memang belum ada di Sidrap. Tapi menurut Andi Mull Makmun, oraganisasi itu tidak akan lama lagi hadir di Sidrap.
"Nanti juga ada kok, pasti. Tolong bantu yah", sahut Andi Mull Makmun, sembari kembali menyeruput kopi yang ada di depannya.(*)