TegasIndonesia, Luwu - Pemerintah Kabupaten Luwu, melalui Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda), telah mengumumkan niatnya
untuk menghidupkan kembali kejayaan kakao di wilayah ini. Untuk mewujudkan hal
ini, Kabupaten Luwu menjalin kerja sama dengan Food System, Land Use, and
Restoration (FOLUR), sebuah program transformasi pengelolaan sistem pangan yang
digagas oleh United Nations Development Program (UNDP) dan Food and Agriculture
Organization (FAO). (21/2/23)
Project FOLUR adalah
proyek nasional yang telah diajukan oleh Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, beberapa kementerian/lembaga
terkait, FAO, dan UNDP kepada Global Environmental Fund (GEF). Proyek ini
bertujuan untuk mengubah cara pengelolaan sistem pangan dan lanskap berbasis
kelapa sawit, kakao, kopi, dan beras di Indonesia dengan tujuan menghasilkan
manfaat lingkungan yang signifikan.
Ratna Kumala Sari,
National Project Manager (NPM) FOLUR, menjelaskan, "Kabupaten Luwu menjadi
fokus program ini karena wilayah ini pernah menjadi produsen terkemuka kakao.
Selain itu, produksi padi di Sulawesi Selatan juga pernah mencapai tingkat
keunggulan bagi Indonesia Timur. Program ini dirancang untuk menciptakan sistem
pangan berkelanjutan di Sulawesi Selatan, terutama di Luwu, melalui integrasi
antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta."
Program FOLUR mencakup 27
negara dan lima daerah di Indonesia. Kabupaten Luwu adalah satu-satunya lokasi
di Sulawesi Selatan yang terpilih menjadi bagian dari program ini.
Kepala Bappelitbangda
Kabupaten Luwu, Moch Arsal, menyatakan bahwa tujuan utama dari program ini
adalah untuk meningkatkan taraf hidup petani di Kabupaten Luwu. "Kami
berharap program ini dapat mengembalikan kejayaan kakao di Kabupaten Luwu dan
memberikan pemahaman kepada petani sehingga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat," ujarnya.
Sementara lokasi program
ini belum ditentukan secara pasti, rencananya akan melibatkan daerah aliran
sungai (DAS) Suso, termasuk kecamatan Bajo, Bajo Barat, Belopa, dan Latimojong.
Arsal menambahkan,
"Kami saat ini sedang melakukan Musrenbang Kecamatan untuk
mensosialisasikan program ini. Program FOLUR ini diharapkan akan berjalan
selama enam tahun, dengan fokus utama pada pengembangan komoditas kakao dan
padi."
Dalam rapat tersebut,
hadir pula perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ketua
KPH Latimojong, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Luwu, serta perwakilan Dinas
Lingkungan Hidup. Semua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam mewujudkan
program ini dan mengembalikan kejayaan kakao di Kabupaten Luwu.