Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Parepare melakukan relokasi atau pembongkaran lapak pedagang dibelakang Pasar Lakessi beberapa hari yang lalu.
Relokasi itu mendapat penolakan massal dari pedagang yang terkena dampaknya.
Hingga saat ini, pedagang masih melakukan proses jual beli di belakang Pasar Lakessi yang menjadi lokasi relokasi.
Wali Kota Parepare, Taufan Pawe merespon hal itu dengan cara humanis.
Tujuannya agar semua pihak bertanggung jawab dalam tata kelola pasar.
Pasalnya, ada oknum yang melakukan pungutan liar yang juga harus disinergikan serta ditertibkan.
“Tata kelola pasar menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya, Senin (3/4/2024).
“Ini juga yang mau kita benahi, mungkin kelompok-kelompok ilegal yang melakukan pungutan liar ini, agar bisa mengubah polanya dengan bersinergi dengan pemerintah kota,” ucapnya.
Cara-cara ilegal itu hanya akan merugikan daerah.
Sehingga jika Pemerintah Kota Parepare yang mengakomodir akan berdampak positif.
“Jangan gunakan cara ilegal. Agar semua pungutan yang ada di pasar bisa langsung ke kas daerah kita,” ucap Wali Kota dua periode itu.
Dia menambahkan, kerja-kerja Disdag sesuai peraturan.
Dimana tata kelola pasar harus sesuai dengan apa yang direncanakan.
Makanya penting bagi pemerintah untuk menertibkan pedagang liar di pasar lakessi.
“Apa yang dilakukan tim soal penataan pedagang, saya harap bisa dipahami dan dipatuhi,” sambung Taufan Pawe.
Dia juga meminta kepada pedagang agar memahami penataan yang dilakukan tim karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan kembali ke masyarakat.
“Penataan pasar itu dilakukan untuk agar potensi PAD kita bisa hidup. Karena hasilnya akan kembali ke masyarakat,” pungkasnya. (Adv)