Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pareparememaparkan hasil 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2022.
Pemaparan itu berlangsung di acara peniliaian kinerja aksi konvergensi stunting provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Rabu (24/5/2023) kemarin.
Seluruh pemerintah daerah se-Sulsel memaparkan hasil dalam penilaian kinerja yang berlangsung di Hotel Moxone Makassar.
Ketua TPPS Parepare, Pangerang Rahimlangsung turun tangan memaparkan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di tahun 2022.
Pangerang Rahim mengungkapkan ada 5.827 balita menjadi sasaran pada tahun 2022, diantaranya 302 balita sanga pendek, 779 balita pendek.
Sedangkan pada tahun 2023, ada 7.321 balita jadi sasaran, di antaranya 225 balita sangat pendek dan 784 balita pendek.
“Delapan aksi yabg dilakukan Parepare, mulai aksi pertama analisa situasi, aksi kedua rencana kegiatan, rembuk stunting yang digelar di tingkat kecamatan hingga kota,” jelasnya.
“Aksi keempat regulasi terkait oercepatan penurunan stunting yaitu Perwali nomor 45 tahun 2022 tentang percepatan penurunan stunting,” jelasnya.
“Aksi kelima pembinaan pelaku dan kelurahan, unsur pelaku tim pendamping keluarga (TPK), kader pembangunan nasional, tpps kota, tpps kecamatan dan tpps kelurahan,” tambah Pangerang Rahim.
Wakil Wali Kota Parepare itu mengatakan penilaian hasil kerja penting untuk SKPD terkait untuk membantu penurunan stunting.
“Penilaian kerja aksi konvergensi stunting tahun 2022 ini merupakan penilaian hasil kerja Parepare sepanjang tahun 2022,” jelasnya.
“Keikutsertaan SKPD terkait sangatlah penting untuk membantu mempercepat dan mengetahui langkah tepat yang diambil dalam penurunan stunting di Parepare,” sambungnya.
Kelurahan di Parepare yang menjadi daerah lokus pada tahun 2023 yakni, Lompoe, Lapadde, Bukit Hadapan, Bukit Indah, dan Bumi Harapan.
Sementada pada tahun 2024, ada Kelurahan Lapadde, Watang Soreang, Bukit Indah, Bukit Hadapan, Ujung Lare, Watang Bacukiki dan Lompoe.
Target nasional prevalensi stunting yang harus dicapai adalah 14% pada 2024.
Sementara Parepare prevalensi stunting berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 sebesar 24,8 persen dan di tahun 2022 naik menjadi 27,1 persen..
Menurut pelaporan program gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Parepare melalui aplikasi eppgbm atau elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat berhasil menurunkan angka stunting 13,79 persen ditahun 2022 dan menjadi 8,73 persen di pemgukuran Februari 2023.
Pangerang Rahim mengungkapkan target yang ingin dicapai untuk cakupan balita yang ditimbang berat badannya atau partisipasi masyarakat yakni 75 persen tahun 2022 dan 80 persen di tahun ini.
“Parepare untuk partisipasi masyarakat masih sekitar 62,41 persen pada tahun 2022 dan 55 persen saat melakukan pengukuran Februari tahun 2023 kemarin.
“Kami bisa simpulkan hampir sebagian sasaran di Kota Parepare tidak melakukan kunjungan ke posyandu mengakibatkan tidak terpantaunya pertumbuhan bayi,” ungkapnya.
Selain aksi delapan, ada juga Aksi 6 yakni manajemen data, serta Aksi 7 pengukuran dan publikasi data stunting.
Pelaksanaan audit stunting dilakukan di 4 Kecamatan oleh TPK dan Tim Teknis Audit Stunting Parepare yang selanjutnya dilakukan penilaian identitas risiko oleh tim pakar yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, psikologi, dan ahli gizi.
Terakhir Aksi 8 yaitu review kinerja tahunan. Output kegiatan yakni tercapai 41 kegiatan, dan tidak tercapai 12 kegiatan. Realisasi anggaran tercapai 38 kegiatan, tercapai dengan permasalahan 2 kegiatan, dan tidak tercapai 13 kegiatan.