Belasan perahu sandeq mengikuti sandeq race di Teluk Mandar Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Event tahunan ini merupakan lomba perahu layar tradisional tercepat dan terkeras di dunia.
Sebanyak 15 perahu sandeq yang merupakan warisan budaya tak benda sejak tahun 2014 ini adu kecepatan di Teluk Mandar. Perahu sandeq ini melaju tanpa mesin dan hanya mengandalkan angin dalam bermanuver dengan kecepatan maksimal 30 sampai 40 kilometer per jam.
Para peserta saling adu kecepatan di rute berbentuk segitiga yang telah ditentukan. Ribuan wisatawan dari berbagai daerah ini pun berdatangan untuk menyaksikan ajang tahunan yang digelar dalam semarak Hari Ulang Tahun Republik Indonesia atau HUT RI ke 78.
Ajang lomba sandeq ini merupakan lomba perahu layar tradisional tercepat dan terkeras di dunia. Para peserta dari Kabupaten Majene dan Kabupaten Polewali Mandar ini pun ikut lomba dengan memperebutkan hadiah jutaan rupiah.
Bupati Majene, Andi Achmad Syukri mengatakan, selain tujuan wisata dan pelestarian budaya maritim, ajang ini juga dilakukan untuk meningkatkan silaturrahmi sesama nelayan.
"Insya Allah ke depan tempat pariwisata juga kita akan tingkatkan, seperti Pantai Dato'. Kalau sudah maju, bisa juga dipadukan sebagai tujuan wisata untuk Sandeq Race, termasuk sayyang pattu'du'," kata Andi Achmad Syukri.
Pemerintah Kabupaten Majene berkomitmen akan terus mengembangkan pelaksanaan festival sandeq untuk meningkatkan pariwisata. Termasuk upaya pelestarian budaya maritim ini yang terancam punah seiring perkembangan zaman.