Notification

×

Iklan

Pasang Iklan

Iklan

Pasang Iklan

Inovasi Dinas Kesehatan Luwu Atasi Stunting, Inisiasi Gerakan Satu Hatiku

| September 15, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-17T12:16:47Z
Pasang Iklan

dr. Rosnawary (Kadinkes Luwu)

TegasIndonesia, Luwu -
Bupati Luwu, Dr. Drs. H. Basmin Mattayang, MPd secara resmi memulai Gerakan Satu Hatiku (Satu Pintu Cegah dan Atasi Stunting) di lapangan Andi Djemma Belopa, Kelurahan Senga Kecamatan Belopa, pada Jum’at (15/9/2023). 

Acara peluncuran ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, DR. H. Muhammadong, SKM, MKes, serta dihadiri juga oleh Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu, Dr. Hj. Hayarna Basmin, SH. MSi, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam pemerintah Kabupaten Luwu, para Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, pejabat dari dinas Kesehatan, dan masyarakat.

Bupati Luwu, Dr. Drs. H. Basmin Mattayang, MPd, dalam acara tersebut secara resmi menginisiasi Gerakan Satu Hatiku dengan tujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting di wilayah tersebut. Dalam pidatonya, Bupati Mattayang juga mengungkapkan apresiasi kepada Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu yang telah berperan aktif dalam melakukan sosialisasi mengenai upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Kabupaten Luwu.

Bupati Luwu juga menekankan bahwa mencegah stunting bukan hanya tanggung jawab dinas Kesehatan sebagai sektor utama, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen pemerintah, TP-PKK, dan masyarakat. Beliau menyoroti bahwa langkah-langkah pencegahan stunting tidak selalu berarti harus mengonsumsi obat-obatan, melainkan juga mencakup aspek pola makan yang bergizi. Dalam konteks ini, Bupati mengajak para Camat dan Kepala Desa untuk proaktif dalam mendukung Ketua TP-PKK dalam mensosialisasikan pentingnya memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga, terutama ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Dengan demikian, Gerakan Satu Hatiku ini diharapkan dapat menjadi upaya bersama untuk mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Luwu dengan kolaborasi dari berbagai pihak dalam pemerintah dan masyarakat.

Sementara itu, dr. Rosnawary Basir, Kepala Dinas Kesehatan, menjelaskan konsep Gerakan Satu Hatiku sebagai inisiatif terpadu dan kolaboratif dalam mengatasi masalah stunting, melibatkan semua pihak terkait. Salah satu wujud dari gerakan ini adalah pengembangan sebuah aplikasi yang mencakup beragam informasi terkait upaya pencegahan stunting, data populasi ibu hamil, bayi, dan balita yang rentan mengalami stunting, lengkap dengan informasi alamat serta koordinat geografis dari sasaran-sasaran tersebut.

Lebih lanjut, dr. Rosnawary menjelaskan bahwa aplikasi ini juga akan memuat informasi mengenai berbagai upaya intervensi yang dilakukan oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak lainnya. Hal ini bertujuan agar upaya intervensi dapat dilakukan secara lebih terarah dan terkoordinasi, sehingga masalah stunting tidak lagi dibiarkan berjalan secara terpisah-pisah, dan kasus stunting dapat dicegah dan diatasi secara efektif di Kabupaten Luwu.

Pentingnya penanganan cepat terhadap permasalahan stunting di Kabupaten Luwu juga ditekankan oleh dr. Rosnawary, mengingat terjadi peningkatan kasus dari 22,8% pada tahun 2021 menjadi 26,7% pada tahun 2022. Aplikasi Satu Hatiku diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang mudah diakses oleh para pengambil kebijakan, OPD terkait, serta masyarakat. Hal ini akan menjadi landasan yang sangat penting dalam proses perencanaan kebijakan, alokasi anggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap kasus stunting di Kabupaten Luwu. Semoga dengan upaya ini, pada tahun 2024, angka stunting dapat berhasil diturunkan di bawah 14%, sesuai dengan target nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Selain penjelasan tersebut, peluncuran Gerakan Satu Hatiku juga ditandai dengan penyematan rompi kepada tenaga kesehatan serta pelepasan balon oleh Bupati Luwu.

Pasang Iklan

Pasang Iklan

×
Berita Terbaru Update