dr. Rosnawary (Kadinkes Luwu)
TegasIndonesia, Luwu - Bupati
Luwu, Dr. Drs. H. Basmin Mattayang, MPd secara resmi memulai Gerakan Satu
Hatiku (Satu Pintu Cegah dan Atasi Stunting) di lapangan Andi Djemma Belopa,
Kelurahan Senga Kecamatan Belopa, pada Jum’at (15/9/2023).
Acara peluncuran ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, DR. H. Muhammadong, SKM, MKes, serta dihadiri juga oleh Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu, Dr. Hj. Hayarna Basmin, SH. MSi, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam pemerintah Kabupaten Luwu, para Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, pejabat dari dinas Kesehatan, dan masyarakat.
Bupati Luwu, Dr. Drs. H.
Basmin Mattayang, MPd, dalam acara tersebut secara resmi menginisiasi Gerakan
Satu Hatiku dengan tujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting di
wilayah tersebut. Dalam pidatonya, Bupati Mattayang juga mengungkapkan
apresiasi kepada Ketua TP-PKK Kabupaten Luwu yang telah berperan aktif dalam
melakukan sosialisasi mengenai upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di
Kabupaten Luwu.
Bupati Luwu juga
menekankan bahwa mencegah stunting bukan hanya tanggung jawab dinas Kesehatan
sebagai sektor utama, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh
elemen pemerintah, TP-PKK, dan masyarakat. Beliau menyoroti bahwa
langkah-langkah pencegahan stunting tidak selalu berarti harus mengonsumsi
obat-obatan, melainkan juga mencakup aspek pola makan yang bergizi. Dalam
konteks ini, Bupati mengajak para Camat dan Kepala Desa untuk proaktif dalam
mendukung Ketua TP-PKK dalam mensosialisasikan pentingnya memanfaatkan
pekarangan rumah untuk menanam sayuran guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga, terutama
ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Dengan demikian, Gerakan
Satu Hatiku ini diharapkan dapat menjadi upaya bersama untuk mengatasi
permasalahan stunting di Kabupaten Luwu dengan kolaborasi dari berbagai pihak
dalam pemerintah dan masyarakat.
Sementara itu, dr.
Rosnawary Basir, Kepala Dinas Kesehatan, menjelaskan konsep Gerakan Satu Hatiku
sebagai inisiatif terpadu dan kolaboratif dalam mengatasi masalah stunting,
melibatkan semua pihak terkait. Salah satu wujud dari gerakan ini adalah
pengembangan sebuah aplikasi yang mencakup beragam informasi terkait upaya
pencegahan stunting, data populasi ibu hamil, bayi, dan balita yang rentan
mengalami stunting, lengkap dengan informasi alamat serta koordinat geografis
dari sasaran-sasaran tersebut.
Lebih lanjut, dr.
Rosnawary menjelaskan bahwa aplikasi ini juga akan memuat informasi mengenai
berbagai upaya intervensi yang dilakukan oleh berbagai Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dan pihak lainnya. Hal ini bertujuan agar upaya intervensi dapat
dilakukan secara lebih terarah dan terkoordinasi, sehingga masalah stunting
tidak lagi dibiarkan berjalan secara terpisah-pisah, dan kasus stunting dapat
dicegah dan diatasi secara efektif di Kabupaten Luwu.
Pentingnya penanganan
cepat terhadap permasalahan stunting di Kabupaten Luwu juga ditekankan oleh dr.
Rosnawary, mengingat terjadi peningkatan kasus dari 22,8% pada tahun 2021
menjadi 26,7% pada tahun 2022. Aplikasi Satu Hatiku diharapkan dapat menjadi
sumber informasi yang mudah diakses oleh para pengambil kebijakan, OPD terkait,
serta masyarakat. Hal ini akan menjadi landasan yang sangat penting dalam
proses perencanaan kebijakan, alokasi anggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi terhadap kasus stunting di Kabupaten Luwu. Semoga dengan upaya ini,
pada tahun 2024, angka stunting dapat berhasil diturunkan di bawah 14%, sesuai
dengan target nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Selain penjelasan
tersebut, peluncuran Gerakan Satu Hatiku juga ditandai dengan penyematan rompi
kepada tenaga kesehatan serta pelepasan balon oleh Bupati Luwu.