Berbagai macam tradisi unik digelar di sejumlah daerah untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam. Seperti di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat misalnya, puluhan murid Sekolah Dasar atau SD diarak keliling kota untuk dengan menunggangi kuda menari atau sayyang pattu'du'..
Sebanyak 41 kuda menari yang ditunggangi murid SD dari Kecamatan Banggae dan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang diarak keliling kota.
Dengan diiringi tabuhan rebana, kuda terlatih ini menari dengan berlenggak-lenggok yang dipandu pawang kuda. Tanpa rasa takut, murid SD yang menggunakan pakaian adat ini menikmati tarian kuda ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Dispudpar Majene, Rustam Rauf mengatakan, pelaksanaan Festival Sayyang Pattu'du ini digelar untuk memeriahkan maulid nabi. Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya suku Mandar yang telah berlangsung sejak ratusan tahun ini.
"Salah satu tujuannya adalah pemeliharaan kebudayaan masyarakat yang memang harus dikembangkan karena sayyang pattu'du ini sudah pernah mengharumkan nama Majene dan Sulbar di tingkat nasional. Dan ini kalener event tetap setiap tahun," kata Rustam.
Sementara itu, peserta festival ini juga menampilkan kebolehannya dalam menabuh rebana, berpantun dan menampilkan kuda menari di panggung kehormatan. Mereka saling tampil di depan para juri dan Bupati Majene, Andi Achmad Syukri serta pejabat lainnya di Halaman Boyang Assamalewuang.
Pertunjukan sayyang pattu'du ini merupakan event budaya yang digelar setiap tahun. Diharapkan pelaksanaan event ini terus ditingkatkan untuk melestarikan budaya dan menyedot wisatawan berkunjung ke Majene. (*)