Angka inflasi Kota Parepare menjadi yang tertinggi di Sulsel. Inflasi Parepare menembus angka 2,22 persen. Angka tersebut melampaui Pemprov Sulsel yakni 1,77 persen.
Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Parepare, Dr Yadi Arodhiskara mengungkapkan tiga dampak mengerikan dari tingginya inflasi. Di antaranya, inflasi akan mengakibatkan daya beli masyarakat akan menurun.
"Secara umum kalau inflasi tinggi maka berdampak pada daya beli masyarakat akan menurun," kata Yadi kepada jurnalis, Kamis 5 September 2024.
Lebih lanjut, Mantan Dekan FEB Umpar itu membeberkan jika inflasi tinggi maka biaya hidup akan ikut naik. Menurutnya, hal itu tentu akan memberatkan masyarakat karena harus menyesuaikan harga-harga yang berlaku di pasar.
"Hal ini membuat kesenjangan ekonomi akan semakin lebar antara masyarakat miskin dan yang kaya," beber Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UM Parepare itu.
Yadi menyebut Pemkot Parepare harus mampu menjaga kestabilan kebutuhan pokok masyarakat. Dia mewanti-wanti kenaikan harga tidak terkendali.
"Untuk biasanya dilakukan operasi pasar atau mempersingkat rantai distribusi barang kebutuhan pokok," tutur dia.
Selain itu, kata dia, pemkot juga bisa mengendalikan inflasi dengan menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat miskin. Terkhusus yang terkena dampak secara langsung.
Dirinya juga menyarankan pemerintah daerah melakukan konsultasi ke pemerintah pusat terkait kebijakan fiskal yang dapat dilakukan. "Sehingga ada dasar hukum untuk melakukan intervensi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BPS Parepare Suparno Pani mengungkapkan angka Inflasi meningkat diakibatkan adanya kenaikan harga yang diatur pemerintah.
"Kenaikan harga tersebut seperti tarif parkir dan tarif rumah sakit, serta emas perhiasan," beber Suparno, Kamis 5 September 2024.
Selain itu, kata dia, pengaruh inflasi lainnya yakni dari hasil produsen lainnya seperti beras, cabai rawit. Menurutnya, angka inflasi meningkat karena Parepare bukan merupakan daerah produsen.
"Sebagian kebutuhan masyarakat didatangkan dari luar Parepare. Walaupun demikian angka kita masih berada di posisi antara 2,5 + - 1 yaitu antara 1,5 s/d 3,5 di tahun 2024 sesuai dengan PMK no 101/PMK 010/2021 tanggal 28 Juli 2021," jelasnya.
Sekda Parepare Muhammad Husni Syam mengklaim Pemkot terus melakukan pelbagai upaya untuk menekan inflasi. Menurutnya, upaya yang dilakukan sama dengan di daerah lain.
"Saya kira sama dengan yang dilakukan daerah lain. seperti gerakan pasar murah, peninjauan pasar, peninjauan harga, dan kerja sama dengan daerah penghasil," katanya.
Husni meyakini upaya yang dilakukan Pemkot dapat berpengaruh dengan pengendalian inflasi. "Iya, berpengaruh lah pasti. Beberapa harga sudah turun. Terutama cabai," ungkap dia.
Lebih lanjut, dia mengaku tidak menemukan kendala selama pengendalian inflasi. Apalagi menurutnya, pelbagai upaya pengendalian inflasi rutin dilakukan.
"Tidak ada kendala, karena kita sudah lakukan semua dan juga berupaya terus menerus. Insyaallah, pasti akan berjalan terus (menekan inflasi). Memang ada masa masanya," beber dia.
"Kita upayakanlah turun (angka inflasi) pada saat (periode) berikutnya," pungkas dia. (*)